Sprint dan Perencanaan Sprint

caratrends.com - Framework scrum memiliki event-event wajib untuk mengurangi meeting yang bukan merupakan bagian dari scrum. Acara ini di lakukan secara rutin dengan batasan waktu tertentu.


Batasan waktu diframework scrum dikenal dengan istilah Timebox. Timebox di event scrum berarti tidak boleh melebihi angka batasan waktunya. Semua event discrum bisa diselesaikan kurang dari timeboxnya kecuali sprintya itu sendiri.



Ketika suatu scrum telah memilih durasi sprint dan kemudian memulainya maka durasinya harus tetap. Suatu sprint yang telah dimulai maka durasi timeboxnya tidak bisa diperbendek maupun diperpanjang.


Event-event scrum selain sprint dapat berakhir kapanpun ketika tujuan dari acara tersebut telah tercapai tanpa harus menunggu timebox maksimal. Sehingga waktu yang digunakan scrum team menjadi lebih efisien, tidak berlebihan dan tidak ada waktu yang terbuang sepanjang sprint berlangsung.


Selain sprint itu sendiri yang merupakan wadah dari semua event scrum, setiap event discrum merupakan pertemuan wajib yang bertujuan untuk menciptakan 3 pilar scrum, yaitu

  1. Transparansi
  2. Inspeksi
  3. Adaptasi


Event-event ini diharapkan bisa dijadikan media untuk melakukan improvement melalui inspeksi, adaptasi serta transparansi.


Apabila scrum event tidak dilaksanakan maka akan mengurangi transparansi dan menghilangkan kesempatan untuk inspeksi dan adaptasi. Oleh karena itu scrum event merupakan yang wajib dilaksanakan oleh scrum team dan scrum master bertanggung jawab untuk memastikan semua scrum event dilaksanakan. Adapun beberapa scrum event yaitu


1. Sprint
Sprint merupakan wadah dari semua scrum events. Scrum memiliki tembok dengan durasi maksimal 1 bulan kalender. Selama proses sprint berlangsung terdapat proses development increament yang dapat digunakan dan berpotensi untuk dirlis.


Sprint memiliki durasi yang tetap selama proses pengembangan product. Selama sprint berlangsung terdapat beberapa proses:

  1. Sprint Planning
  2. Daily Scrum
  3. Development
  4. Sprint Review 
  5. Sprint Retrospective

Setelah sprint retorspective maka langsung dilanjutkan sprint planning untuk proses pada sprint selanjutnya. Jadi tidak ada jeda diantara sprint sebelumnya dengan sprint berikutnya.


Berikut ini adalah hal-hal perlu diperhatikan selama sprint berlangsung.
  1. Tidak boleh ada perubahan pada requirement yang dapat mengancam sprint goal.
  2. Kualitas product tidak boleh menurun
  3. Scope dapat diklarifikasi dan dinegoisasi ulang antara product owner dan development team setiap ada hal baru yang dipelajari.
Setiap sprint bisa dianggap sebagai sebuah proyek dengan durasi tidak lebih dari 1 bulan yang dijalankan untuk mencapai sebuah tujuan. Setiap sprint memiliki tujuan untuk mengetahui apa yang harus dibangun beserta rancangan dan perencanaan fleksibel. 


Ketika durasi sprint terlalu lama maka  difinisi yang akan dikembangkan dapat berubah, komplesitas dapat meningkat, dan resiko juga dapat meningkat.


Dengan memastikan adanya inspeksi dan adapatasi keberadaan sprint menciptakan sebuah tingkat kemungkinan perkembangan pekerjaan menuju sprint goal setidaknya 1 bulan kelender. Dengan adanya sprint pengeluaran biaya menjadi lebih tidak berisiko karena durasi sprint cukup pendek. 


Sprint dapat dibatalkan sebelum timebox berakhir dan hanya product owner yang memiliki otoritas untuk membatalkan. Walapun ia bisa saja membatalkannya karena dipengaruhi oleh stakeholder.


Sprint bisa saja dibatalkan bila sprint goal berubah, hal ini dapat terjadi jika perusahaan  merubah haluannya atau ketika pasar teknologi telah berubah.


Sprint seharusnya dibatalkan bila sudah tidak masuk akal untuk dilanjutkan yang disebabkan oleh keadaan-keadaan terkini akan tetapi karena durasi sprint yang singkat pembatalan sprint jarang dilakukan. Ketiak sprint dibatalkan semua product backlog item yang tuntas dan selesai ditinjau kembali.


Bila sebagian dari hasil pekerjaan tersebut berpotensti untuk dirilis maka product owner menerimanya. Semua pekerjaan yang belum tuntas diestimasi ulang dan dimasukan kembali ke product backlog. 


Pembatalan sprint memakan berbagai sumber daya karena semua orang harus dikelompokan lagi ke sprint planning untuk memulai sprint yang lain. Pembatalan sprint sering kali menimbulkan trauma di dalam scrum team dan sangat tidak umum dilakukan.



2. Sprint Planning

Sprint Planning yaitu perencanaan yang dilakukan oleh scrum team mengenai tujuan yang akan dicapai dalam sebuah sprint dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Pekerjaan yang akan dikerjakan disprint direncanakan disaat sprint planning.


Perencanaan ini dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh anggota scrum team. Sprint Planning memiliki batasan waktu maksimal 8 jam untuk sprint yang berdurasi 1 bulan. Untuk sprint lebih yang singkat acara ini akan lebih singkat.


Scrum master memastikan acara ini diselenggarakan dan peserta memahami tujuannya. Scrum master mengedukasi scrum team melakukanya sesuai dengan timebox sprint planning.


Pada saat sprint planning ada beberapa hal yang dapat dijadikan input diantarnya product backlog, kapasitas team dan retrospective action plan. Sedangkan outcome dari sprint planning adalah sprint goal, dan sprint backlog.

  • Sprint Goal
Sprint goal adalah objecti yang akan dicapai selama sprint melalui implementasi product backlog dan menyediakan panduan untuk development team mengembangkan increament.


Sprint goal menjadi panduan bagi development team untuk menjawab pertanyaan mengapa mereka mengembangkan increament. Sprint goal dibuat pada pertemuan sprint planning.


Development team harus menjadikan sprint goal yang telah ditetapkan sebagai acuan pada saat mereka bekerja. Development team mengimplementasikan fungsionalitas dan teknologi guna mencapai sprint goal tersebut


Apabila pekerjaannya ternyata berbeda dengan apa yang diharapkan oleh development team maka mereka akan berkolaborasi dengan product owner untuk menegoisasikan ruang lingkup sprint backlog didalam sprint.


Development team membuat fungsionalitas yang bisa dikembangkan selama sprint. Product owner membahas objectif yang harus dicapai di sprint dan product backlog item yang dapat mencapai sprint goal bila diselesaikan.


Scrum team berkolaborasi untuk memahami seluruh pekerjaan untuk sprint. Dengan adanya sprint goal dan product backlog item terpilih untuk sprint, development team memutuskan bagaimana mereka akan mengebangkan fungsiolitas ini menjadi increament pada saat sprint. 


Product backlog item terpilih untuk sprint ini beserta perencanaan untuk perantaranya dinamakan sprint backlog.


Development team biasanya memulai dengan merancang sistem dan pekerjaan yang perlu dikerjakan untuk mengubah product backlog menjadi increament yang siap rilis. 


Ukuran perkerjaan atau estimasi untuk masing-masing pekerjaan bisa bervariasi. Pekerjaan yang akan dikerjakan dibeberapa hari pertama disprint, dipecah hingga 1 hari atau kurang sebelum pertemuan ini berakhir. 


Development team secara self-organized mengambil pekerjaan dari sprint backlog pada saat sprint planning maupun sepanjang sprint.


Product owner dapat membantu memberi klarifikasi terhadap product item terpilih untuk menukar atau mengeluarkannya. 


Bila development team mengagap mereka memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit pekerjaan, mereka dapat menegoisasikan ulang product item terpilih dengan product owner. 


Development team juga dapat mengundang pihak lain untuk menyediakan perihal teknis atau bidang khusus.


Sebelum sprint planning berkahir, development team harus bisa menjelaskan kepada product owner dan scrum master bagaimana mereka akan bekerja sebagai self-organized untuk mencapai sprint goal. (mrd)

0 Response to "Sprint dan Perencanaan Sprint"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel