3 Artefak Scrum

caratrends.com - Ada 3 artefak scrum yaitu product backlog, sprint backlog, dan increament. Kali ini caratrends akan membahas secara satu-persatu.



1. Product Backlog

Product backlog adalah daftar terurut semua hal yang telah diketahui hingga saat ini dan harus ada di dalam suatu product. Product backlog adalah daftar seluruh fitur, fungsi, kebutuhan, peningkatan dan perbaikan yang perlu diperlakukan terhadap product saat rilis mendatang. Prodcut item memiliki attribute deskripsi, urutan, estimasi, dan nilai bisnis.


Product backlog merupakan satu-satunya requirement yang akan digunakan untuk development product. Product owner bertanggung jawab untuk mengelolah product backlog. 


Product backlog merupakan living artifact yaitu suatu artefact yang akan terus ada selama productnya masih eksis. 



Pendekatan ini berbeda dengan requirement pada project waferfall, dimana backlog akan berakhir ketika projectnya selesai. Pada saat scrum team memulai untuk mengembangkan product, suatu product backlog cukup berisi daftar kebutuhan yang diketahui dan dipahami disaat ini. 


Selanjutnya product backlog akan terus bertambah dan diperbarui sesuai dengan kondisi dan kebutuhan market. Perubahan dalam kebutuhan bisnis, kondisi pasar ataupun teknologi dapat merubah product backlog.


Product yang telah dirilis ke market akan menghasilkan nilai bisnis dan mendapatkan feedback dari costemers. Feedback dari costumers ini kemudian dapat digunakan sebagai input untuk menginspect atau adapt product tersebut.Sehingga akan muncul product backlog baru sebagai dari hasil inpect dan adapt.


Product backlog bersifat adaptif terhadap kebutuhan market yang terkini sehingga terus berubah agar product tetap dapat memberikan nilai bisnis terhadap costumers.



Selama product eksis maka product backlog akan tetap ada dan daftar kebutuhan tidak pernah berhenti berubah sehingga kembali lagi product backlog bisa dikatakan sebagai suatu artefak hidup.


2. Sprint Backlog

Sprint backlog adalah hasil dari sprint planning atas product backlog dari item yang terpilih untuk dikerjakan sprint saat ini. Beserta perencaan untuk mengantarkan increament sehingga dapat mencapai sprint goal.


Perencaan tersebut sebaiknya cukup terperinci sehingga perubahan yang sedang dikerjakan dapat dipahami pada saat daily scrum.


Sprint backlog aruslah trasparan dan menampilkan semua aktifitas yang akan dikerjakan development team. Jika ada pekerjaan baru yang diperlukan maka development team menambahkanya ke sprint backlog.


Jika ada yang sudah diselesaikan maka estimasi sisa pekerjaannya diperbarui, jika ternyata ada pekerjaan yang tidak diperlukan maka bisa dihilangkan. Hanya development team yang dapat merubah isi dari sprint backlog milik mereka sepanjang sprint.


Sprint backlog dapat dilihat secara jelas mengambarkan keadaan terkini mengenai sisa pekerjaan yang telah direncakan development team untuk diselesaikan dalam sprint dan merupakan hak milik development team sepenuhnya.


Disetiap sprint total sisa pekerjaan di dalam sprint backlog dapat dijumlahkan, development team meninjau total pekerjaan ini setidaknya setiap hari pada saat daily scrum untuk dapat memproyeksikan apakah kira-kira sprint goal dapat tercapai.


Dengan memantau sisa pekerjaan ini sepanjang sprint development team dapat mengelolah perkembangan pekerjaan mereka. Setiap sprint backlog setidaknya ada proses improvement dengan prioritas tertinggi yang diambil dari hasil outcome retrospective pada sprint sebelumnya.


3. Increament

Increament adalah manifestasi dari prodcut backlog item yang diselesaikan dalam sprint dan total nilai bisnis increament dari semua print sebelumnya. 


Setiap increament merupakan tambahan untuk increament sebelumnya, dan sudah dipastikan telah diuji secara seksama guna memastikan seluruh increament berfungsi secara satu kesatu yang utuh.


Suatu incremeant yang deliver oleh development team haruslah siap untuk dirilis, increament haruslah bersifat dapat digunakan, terlepas apakah product owner memutuskan untuk merilisnya atau tidak.


Sebuah increament adalah hasil pekerjaan yang bisa di inspeksi dan telah selesai guna mendukung empirisme di akhir sprint.



Demikian 3 artefak scrum yaitu product backlog, sprint backlog, dan increament, sesuai dengan salah satu pilar scrum yaitu transparasi. Maka artefak scrum harus transparan.


Apabila artefak scrum tidak transparan maka setiap pengambilan keputusan menjadi kurang dapat dipercaya, nilai bisnis bisa jadi menjadi menurun, dan resikopun bisa jadi meningkat.


Scrum master harus bisa bekerja sama scrum team dan organisasi untuk memastikan bahwa artefak scrum benar-benar transparan.


Salah satu cara artefak scrum dapat transparan adalah dengan menentukan definition of done. Definition of done adalah sebuah kesepakatan organisasi atau scrum team terhadap suatu increament yang dapat dikatakan selesai. 


Semua anggota scrum team harus mempunyai pemahaman yang sama mengenai definisi selesai. Walaupun definisi ini bisa jadi berbeda jauh antara srum satu dengan satu lainnya namun setiap anggotanya harus memiliki pemahaman yang sama mengenai apa artinya ketika pekerjaan dikatakan selesai. Untuk memastikan adanya transparansi.


Definition of done digunakan untuk menilai kapan pekerjaan terhadap increament dapat dikatakan tuntas dan mengikat pada seluruh product backlog.


Demikian lah tentang artefak scrum semoga menjadi bermanfaat. (mrd)

0 Response to "3 Artefak Scrum"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel